RUMORED BUZZ ON INFAQ 1 JUTA AL QURAN

Rumored Buzz on infaq 1 juta al quran

Rumored Buzz on infaq 1 juta al quran

Blog Article

“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.”

Akan tercapai banyak kebajikan agama. Sekiranya harta-harta wakaf ini diuruskan dengan baik, ia boleh memberi manfaat yang besar dan faedah yang banyak untuk mencapai maslahah

Sementara itu, terkait ayat ‘wa lā tulqū bi'aidīkum ilat-tahlukati’ ada beberapa versi riwayat yang menjelaskan makna dan sebab turun ayat tersebut. Di antaranya versi riwayat Abu Hayyan dalam tafsirnya, yaitu mengutip riwayat dari Ikrimah menjelaskan bahwa ayat turun untuk kalangan Anshar yang menahan diri untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah.

 Mudah-mudahan setiap naskhah Al-Quran yang diinfaqkan oleh tuan puan dapat memberi sinar kebahagiaan buat mereka. 

Really don't pass up updates from us! Join us and Enable’s work with each other towards the higher great of humanity.

وَاَنْفِقُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ أي ابذلوا أنفسكم وأموالكم في طاعته ومراضيه سواء الجهاد وغيره كصلة الرحم ومراعاة الضعفاء والفقراء من عباد الله

Allah Swt memerintahkan setiap manusia untuk berinfak atau bersedekah kepada orang lain, sebagian kecil dari apa yang mereka miliki.

  Tuan puan boleh memilih sumbangan berdasarkan pakej dibawah mengikut kemampuan tuan puan. Ayuh, rebut peluang keemasan ini untuk meraih saham Akhirat buat kita kelak nanti.

Adapun kewajiban yang berlaku atas orang yang meminjam adalah sebagaimana disinggung oleh Allah SWT dalam Surat Az-Zumar ayat 10, yaitu berbuat ihsân atas pinjaman yang diberikan. Antara hasan dan ihsân terdapat “manajemen risiko” yaitu berupa istihsân sebagaimana disinyalir lewat penggalan ayat وأرض الله واسعة (Bumi Allah teramat luas).

Orang yang demikian ini ibarat orang yang meminjami Allah dan baginya kelak dijanjikan berupa kelipatan pahala yang banyak baik di dunia maupun di akhirat. Penafsiran ini tampaknya senada dengan penafsiran Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya. Ia menyampaikan:

Menyelesaikan pelbagai kemelut masyarakat dan khalayak umat Islam yang mungkin tertekan dengan ketidaktentuan ekonomi masa kini.

Kehancuran yang dimaksud ialah dikarenakan meninggalkan untuk berjihad, memilih untuk memperbanyak istirahat dan menyimpan harta.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي more info كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

Oleh sebab itulah perbuatan mengungkit-ungkit pemberian itu mengubahkan sedekah menjadi pemberian yang mendatangkan kemudharatan sama ada pemberi atau kepada pemberi. Ia mendatangkan kemudharatan kepada pemberi kerana ia menimbulkan di dalam hatinya perasaan sombong dan takbur dan kerana ia ingin melihat penerimanya hina dina di sisinya dan kerana ia mengisi di dalam hatinya sikap bermuka-muka, menunjuk-nunjuk dan jauh daripada Allah. Ia mendatangkan mudharat kepada kepada penerima kerana ia menimbulkan di dalam hatinya perasaan kalah dan tewas dan mencetuskan reaksi dendam dan membalas dendam."

Report this page